JAKARTA - Dari Kiri - Kanan Komisaris PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Amin Mansur, Komisaris PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Santi Paramita, Komisaris PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Hartono Tanoesoedibjo, Komisaris Utama PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Hamidin, Direktur Utama PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Suryo Eko Hadianto, Wakil Direktur Utama PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) A. Wishnu Handoyono, Wakil Direktur Utama PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Kahar Chua, Wakil Direktur Utama PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Henry Suparman, Direktur Utama PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Anthony Putra Tjiptodihardjo dan Direktur PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) Andrea Frans Tambunan saat berfoto bersama usai menggelaramp;nbsp; Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) di MNC Conference Hall iNews Tower Jakarta, Selasa (24/6/2025), amp;nbsp; PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) berencana untuk masuk dalam segmen bisnis energi baru dan terbarukan (EBT). Presiden Direktur IATA, Suryo Eko Hadianto mengatakan, rencana tersebut bertujuan untuk mendorong bisnis berkelanjutan perseroan. amp;nbsp; amp;ldquo;Supaya bisa lebih sustain ke depan dan juga bisa diterima oleh pasar, serta mencari pendanaan menjadi lebih mudah, kita harus masuk pada renewable energy ataupun energi baru terbarukan dan green energy,amp;rdquo; kata Suryo saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (24/6). amp;nbsp; Suryo menjelaskan bahwa perseroan mempunyai potensi untuk menggarap bisnis pada segmen tersebut. Salah satunya, lahan bekas tambang di Kalimantan Timur seluas 800 hektare, di mana satu hektare bisa digarap menjadi PLTS dengan kapasitas 1 megawatt (MW). amp;nbsp; amp;ldquo;Dalam minggu-minggu ini kita akan undang beberapa investor dari Cina untuk bersama-sama mendiskusikan pengembangan renewable energy bersama kita,amp;rdquo; ujar Suryo. amp;nbsp; Adapun, saat ini kinerja perseroan masih ditopang oleh segmen pertambangan batu bara. Pada 2024, segmen pertambangan menjadi kontributor terbesar bagi dengan mencatatkan pendapatan sebesar USD87.963.044 atau 85,15 persen dari total konsolidasi. amp;nbsp; Secara keseluruhan, pendapatan perseroan di tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 30,68 persen menjadi USD117.889.631 dari tahun 2023 sebelumnya USD170.071.936 Penurunan ini dikarenakan harga komoditi batubara rata-rata 2024 mengalami penurunan dibanding tahun 2023. Sementara, laba bersih IATA tercatat sebesar USD7.676.304 pada tahun 2024 atau mengalami penurunan sebesar 70,92 persen dari USD26.392.992 pada 2023.
Read More...